Dalamnya laut bisa diselami, namun dalamnya hati manusia tak akan ada yang mampu untuk menyelami. Terdengar biasa dan memang faktanya seperti itu. Didukung dengan dua aspek utama yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya: pikiran dan hati, keduanya memainkan
irama dari kehidupan manusia.
irama dari kehidupan manusia.
Pikiran yang ada di kepala memegang nilai logika. Outputnya merupakan
ide-ide yang dengan mudah diterima manusia pada umumnya. Mereka yang berlogika tinggi kerap kali mendapatkan tempat lebih tinggi dari yang lainnya. Seorang yang senantiasa mengungkapkan fakta-fakta sederhana dan validasinya benar akan lebih diterima daripada dia yang mengungkapkan "Aku baru saja dianugerahi sebuah nobel penghargaan karena tubuhku yang langsing. Menghemat tempat dan bukan pemborosan tempat."Kendati seperti itu, sebelum sebuah ide dikemukakan, pikiran akan mengkonsultasikannya dengan agen perasaan:hati, terlebih dahulu. Pikiran dengan logikanya akan selalu lebih baik bila berkolaborasi dengan hati. Sebuah ide yang baik mungkin akan susah diterima bila tidak mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku di sebuah kelompok. Norma dan nilai dari, misal: tata krama, cara bicara dan bahasa tubuh yang dianggap tabu oleh sebuah kelompok namun dilupakan atau diabaikan pada saat pengungkapan pendapat, kemungkinan besar akan terjadi penolakan.
Namun, siapa tahu isi hati manusia yang sebenarnya. Seandainya setiap individu dibekali sebuah keahlian untuk membaca intuisi individu lain, mungkin kehidupan akan berjalan lebih baik, karena setiap manusia mengetahui kebenaran dari manusia yang lain-mengingat setiap orang pada dasarnya baik. Tapi pemikiran seperti ini pun amatlah mustahil. Ini seperti meluluhkan satu identitas homosapien sebagai mahluk yang masing-masing unik.
Ok, akhir-akhir ini saya melihat kebanyakan dari masyarakat kita menitikberatkan prnilaian individu pada apa yang terlihat. Dimulai dari fisik menawan, wajah cantik atau tampan, berlaku baik, kendaraan mewah, cara bicara terstruktur, nampak selalu ceria dan lain sebagainya. Semua itu samar, karena masing-masing levelnya untuk tiap individu adalah relatif. Jadi, tetap, masih dan akan seperti: Hati manusia adalah samudera dengan palung terdalam di dunia, gelap tak berpenghuni, penuh misteri.
16 comments
Palung tak berpenghuni, dunia serasa hampa bagaikan di atas bulan nun jauh di sana...meranadan hampa diri yang berdiri di antara labirin
ReplyDeletelabirin apa sobirin Kang?
DeleteLabirin, ya labirin. :D
Deleteentar kalo udah menikah, ternyata ada orang yang jago menebak isi hati kita: isteri
ReplyDeletepasti sering tebak-tebakan
Deletengisi TTS juga
DeleteItu karena pasangan kta mencerminkan siapa diri kita. Gitu katanya.
Deleteitulah salah satu keagungan tuhan mas
ReplyDeletetp pada intinya setiap hati nurani manusia itu baik koq
Yep, pada dasarnya baik kok. Yang membuat orang keluar dr fitrahnya ya tetep musuh utama kita: setan. Mereka terlanjur berjanji akan membawa banyak manusia ke jalannya.
Deleteisi hati siapa yang tau...
ReplyDeleterupanya memang begitu dalam, sedalam palung samudra
setinggi semeru nggak?
DeleteKalau tinggi sombong, Mas Zach.
DeleteBagi diri ini
ReplyDeletepalung hati berpenghuni
Tuhan dan siapapun yang nyawa cintai
terbukti ada cahaya disenyum berarti...
Saking sulitnya ditebak, bagi orang lain ya emg gelap. :D
Deletebetul sekali sob, kadang orang hanya melihat wajah, harta, jabatan, tanpa melihat hati nya apakah baik atau sebaliknya... dan kadang masih ada seseorang yg menganggap rendah dan tak bisa apa2 kepada orang lain daripada dirinya hanya karena melihat bentuk fisiknya atau hartanya...
ReplyDeleteKepekaan manusia memang terbatas. Lagipula apa yang terlihat nyata itu merupakan hal yang semu. Yang benar2 nyata itu ya alam pikiran kita.
Delete