Kita hanya terlalu terbiasa melihat sang raja siang bersombong ria dengan energinya tak mengenal waktu
Pagi, garis-garis cahaya menembus awan hingga berlabuh di bumi
Siang, tentu saja, sebagai ranah kekuasaannya
Sore, semburatnya masih bertahan dan layak dinantikan
Pun malam, tetap menyelinap meski meminjam
tubuh sang bulanPagi, garis-garis cahaya menembus awan hingga berlabuh di bumi
Siang, tentu saja, sebagai ranah kekuasaannya
Sore, semburatnya masih bertahan dan layak dinantikan
Pun malam, tetap menyelinap meski meminjam
Hal lainnya, kita teramat lazim dengan mahluk-mahluk penuh pesona memabukan
Wajah, hanya sekali pandang mampu dengan cepat terlukiskan di ingatan
Perangai, dahsyatnya memercikan rasa-rasa yang aneh - cenderung menguar naluri kebinatangan
Wajah, hanya sekali pandang mampu dengan cepat terlukiskan di ingatan
Perangai, dahsyatnya memercikan rasa-rasa yang aneh - cenderung menguar naluri kebinatangan
Pernah terpikir bagaimana jika emas tak berkilau?
Dia tetap mulia meski tak menguarkan kharisma
Sebagai nilai tambah, keberadaannya abadi kendati tersembunyi
Dia tetap mulia meski tak menguarkan kharisma
Sebagai nilai tambah, keberadaannya abadi kendati tersembunyi
Jika saja emas tak berkilau
Akan banyak wajah terpelihara kemurnian auranya
Dan jiwa-jiwa yang tak akan menghancurkan kesejatiannya
Jika emas tak miliki kilau
Ada banyak kesan yang terpatri abadi
Tanpa perlu menemukan titik itu dari luar
Akan banyak wajah terpelihara kemurnian auranya
Dan jiwa-jiwa yang tak akan menghancurkan kesejatiannya
Jika emas tak miliki kilau
Ada banyak kesan yang terpatri abadi
Tanpa perlu menemukan titik itu dari luar
Luar biasa, manusia tidak perlu membaikan diri untuk selain yang Terbaik
Jika emas tak berkilau
Jika emas tak berkilau
18 comments
keren kang puisinya, sarat makna :)
ReplyDeleteTerimakasih...
DeleteWah saya agak bingung membedakan kata sarat, bukan syarat y gan Jerry?
Deletesyarat: hal yang harus dipenuhi
Deletesarat: kandungan/mengandung banyak
#sotoy hehe
emas jika tidak berkilau, pasti kadar karatnya yang sedikit, hehe
ReplyDeleteAh, bisa aja...
Deletemas uyo ini puisi buatan sendiri nih
ReplyDeleteadmin nabil fayadh (devina putri herbal)
buatan sendiri dah, mana ada saya copas kalo puisi...hehe
DeleteHi, mba vina...
jika emas tak lagi berkilau, maka bawa saja ke tukang sepuh biar berkilau kembali :) pissss.... v
ReplyDeletebawa saja kang bawa...sana pergi! :D
DeleteBaca puisi ini jadi inget emas saya yang diambil antek-antek asing, emas saya yang numpuk di bumi Cendrawasi dan dikeurk freeport...
ReplyDeleteSalam dari Pulau Dollar
Aduh, kalo inget ke emas yang ono jadinya sedih...
DeleteJika Emas tak berkilau, kemungkinan itu Emas Jawa.
ReplyDeleteIya kan Mas... he...
Absolutely, iya deh. :D
Deletemas heri kok bisa emas jawa kang hahaha,... bagus puisinya, kayaknya bisa dijadiin lagu inih....
ReplyDeleteAh, seandainya saya bisa memainkan jemari saya di dawai gitar. Apa daya, saya tidak bisa...
Delete2 jempol untuk Puisinya Mas, saya juga dulu banyak menulis Puisi dalam Blog Pribadi yang saya kelola tapi sekarang saya hanya Fokus menulis tentang bisnis Online dan Internet Marketing
ReplyDeleteTerimakasih 2 jempolnya... Iya saya lihat mas lebih banyak posting tentang bisnis online and internet marketing.
Delete