![]() |
dari google |
Suara yang tidak familiar di telingaku. Reflek wajahku menoleh ke sumber suara, di sebelah kiri. Dia berdiri sementara aku terduduk yang membuatku harus menengadah ke atas menatapnya. Wajah yang tidak terlalu asing, tapi jelas perkataannya barusan merupakan sejenis pembuka ceramah yang membosankan.
"Sudah tidak mempan lagi," tegasku mencoba menguasai diri. "Semua kritik dari wajah-wajah kecewa di casting mencibir dengan kalimat pembuka seperti yang baru saja terlontar dari mulutmu, Derek."
Derek Eleven, salah satu kandidat yang dulu akan memerankan Jaime. Dia gagal mendapatkan peran utama itu karena, tentu saja, aku yang memutuskan. Alasan utamanya adalah sifat sombong tidak bisa diterima oleh hampir semua yang terlibat di project film perdanaku. Kesempurnaan mulai dari hal-hal terkecil menjadi poin penting untuk mendapatkan kualitas bagus. Apalagi untuk aspek pemeran utama, tentu aku tidak akan mengacaukannya.
"Well, jadi apa selanjutnya?"
Tanyanya menunjukan kepedulian yang dibuat-buat. Dia duduk di depanku tanpa dipersilahkan. Wajahnya yang memandang kasihan ke arahku sungguh menghina. Aku membuang muka.
"Kau bukan siapa-siapa di sini. Jake tetap akan bermain di sequel kedua. Sebaiknya kau menurunkan dirimu dari menara kesombonganmu. Itu tidak akan pernah baik untuk bisnis di dunia hiburan."
Aku beringsut membereskan barang-barangku. Sayang sekali lima belas menit terbuang begitu saja, apalagi kopi yang ku pesan baru kuhisap dua kali, dan masih penuh. Tapi untuk kebaikan aku harus meninggalkan orang sejenis Derek secepat mungkin.
"Permisi."
Cepat-cepat menyebrangi ruangan kedai menuju pintu keluar sebelum Derek menyaut.
"Kau meninggalkan sebuah catatan kecil, Nona. Hey, coba kulihat."
***
Ini merupakan lanjutan dari postingan cerpen Orange Juice yang saya posting bulan Mei 2013. Setahun menimbun ide ini, akhirnya ada kesempatan untuk dikeluarkan.
Salam,
-uy-
14 comments
Wah setahun lalu
ReplyDeletecerita bersambung baru
Mantab :)
Well, yeah...
Deletetumben melirik template yg seo friendly, meskipun rada terkesan oldish :p
ReplyDeleteKan atas saran mba elsa juga...
DeleteOldish ya, gapapa deh.
kunjungan malam mas uyo
ReplyDeletemau pagi, mau malam...silahkan...bebas! hehe
Deletemampir sambil menikmati orange juice ah
ReplyDeletemangga...dihaturanan linggih.
DeleteHaishhh ada-ada aja artikelnya...
ReplyDeleteAda dong...hihihi
DeleteTadinya rada bingung baca cerita ini.
ReplyDeleteTaunya edisi kedua?
Wah belum baca edisi sebelumnya.
*Scrolls*
*Scrollls*
Baca dong yang pertamanya... :D
DeleteSelain puisi ada bakat buat cerpen juga... saya jadi penasaran yang pertamanya. Belum nangkep maksudnya soalnya... tapi ini belum selesai kan?
ReplyDeletebelum selesai kok mba ave ry...silahkan menunggu lanjutannya, ya...
Delete