Diputarkan kembali pada masa-masa pelayaran yang gelisah
Menghempas karang, menantang lautan, menghujam badai
Dalam kesiagaan dan kepayahan
Tetap dengan terpaksa dikeraskan
Menghempas karang, menantang lautan, menghujam badai
Dalam kesiagaan dan kepayahan
Tetap dengan terpaksa dikeraskan
Inginnya mengerti sikap-sikap kebangsawanan
Tapi oposisi lebih menyenangkan dan menarik perhatian
Maka lenyaplah pelita diri yang murni
Berganti perangai baru, harapan elok namun membelok
Tapi oposisi lebih menyenangkan dan menarik perhatian
Maka lenyaplah pelita diri yang murni
Berganti perangai baru, harapan elok namun membelok
Satu rekaman yang abadi bahwa sebelum badai terbesar aku melihat tanda-tanda
Daun-daun gugur yang resah dibuai angin, seakan memberat enggan beterbangan
Kolega-kolega yang seakan sumringah mendapati kepanikan ini
Dan diri layaknya meramalkan garis-garis tangan
Daun-daun gugur yang resah dibuai angin, seakan memberat enggan beterbangan
Kolega-kolega yang seakan sumringah mendapati kepanikan ini
Dan diri layaknya meramalkan garis-garis tangan
Seketika itu pertahanan utama diperkuat
Mantra dan petuah bertahan dalam dua purnama
Selebihnya seakan sepenjuru pikiran telah memberi fakta lemah, benteng baja itu tembus
Pasukan troya bergeliat bak terbangun dari tidur panjang namun terlalu bersemangat
Mantra dan petuah bertahan dalam dua purnama
Selebihnya seakan sepenjuru pikiran telah memberi fakta lemah, benteng baja itu tembus
Pasukan troya bergeliat bak terbangun dari tidur panjang namun terlalu bersemangat
Penakluk, tak kau dayagunakan hamba
Untuk sekedar menerima titah
Bakti adalah harga mati
Tapi kau dibutakan mata dan ketidaksiapan
Untuk sekedar menerima titah
Bakti adalah harga mati
Tapi kau dibutakan mata dan ketidaksiapan
Aku pun tak melihat burung-burung penanda oasis
Penakluk, skenario ini murni milik-Nya
Kita dalam tingkatan yang sama
Aku kalah untuk kemenangan yang lainnya
Kau pun kuhapus demi kemenanganmu
Kita dalam tingkatan yang sama
Aku kalah untuk kemenangan yang lainnya
Kau pun kuhapus demi kemenanganmu
Bila terlalu banyak tanya di kepala
Dan ribuan kalimat interogasi yang menuntut jawaban
Carilah suasana dimana dedaunan kering tertiup pelan dan semburat jingga sore menembus coklat tua yang lapuk
Rekamannya disana...
Dan ribuan kalimat interogasi yang menuntut jawaban
Carilah suasana dimana dedaunan kering tertiup pelan dan semburat jingga sore menembus coklat tua yang lapuk
Rekamannya disana...
12 comments
Boku pikir saat membaca sekilas judulnya pembaca disuruh mendengarkan rekaman puisi Mas..:)
ReplyDeleteTapi keren kok..
Happy Blogging..!
kapan-kapan saya post deh suara saya membacakan puisi...hehe
Deletemakasih, mas boku...
Wah mantab pemilihan kata-katanya. Saya suka seni, puisi salah satunya. Tokoh favorit saya adalah Pendekar Syair Berdarah. hehehehe
ReplyDeletesiapa itu pendekar syair berdarah? gak kenal saya...
Deleteterimakasih...
keren kata-katanya, bermakna sekali :)
ReplyDeleteterimakasih...:)
Deletemantab bgt O,O
ReplyDeletethanks...
DeleteKayaknya temanya politik, nih? Hehe, mantap!
ReplyDeletebukan...anda kurang beruntung...
Deleteterimakasih...
Keren mas puisi nya.
ReplyDeleteorangnya juga, lho...haha
Deleteterimakasih...