Matahari tepat di kepala
Goresan sejarah dari tinta seribu meleleh lalu menguap
Mengaburkan memori-memori jauh sebelum sempat terkuak
Hampir mencapai permukaan, sebelum alzheimer menitah
Goresan sejarah dari tinta seribu meleleh lalu menguap
Mengaburkan memori-memori jauh sebelum sempat terkuak
Hampir mencapai permukaan, sebelum alzheimer menitah
Embun dan kebekuan ditantang
Dengan tubuh tipis dan dada yang datar
Karena cahaya di titik terjauh sumber gairahnya
Abaikan mulut-mulut besar dan para pemain sosial
Dengan tubuh tipis dan dada yang datar
Karena cahaya di titik terjauh sumber gairahnya
Abaikan mulut-mulut besar dan para pemain sosial
Tapi,
Hanya seperti tetesan pelepas dahaga
Ah,
Hanya butiran salju di sahara
Hanya seperti tetesan pelepas dahaga
Ah,
Hanya butiran salju di sahara
Lalu, masa itu adalah era hijrah
Dari ketinggian ke dataran rendah
Menyapa gravitasi dan rasa keberpijakan kaki di bumi
Namun jiwanya yang terlalu sepi
Dari ketinggian ke dataran rendah
Menyapa gravitasi dan rasa keberpijakan kaki di bumi
Namun jiwanya yang terlalu sepi
Bertanya pada keresahannya
Ada penyelesaiankah di sana?
Kapan kau meningalkanku?
Ada penyelesaiankah di sana?
Kapan kau meningalkanku?
Yang tersisa hanya metafora dan perumpamaan
Aku adalah pencipta teori dunia di kepalaku
Tepat dibawah matahari, di atas poros dunia
Dan refleksi, tinggalkan baikmu
Aku adalah pencipta teori dunia di kepalaku
Tepat dibawah matahari, di atas poros dunia
Dan refleksi, tinggalkan baikmu
8 comments
ikut menyimak gan
ReplyDeleteMangga silahkan...
Deletediksi nya kerenn!
ReplyDeleteTerimakasih...
Deletewih jago buat puisi ya, biasanya orangnya romantis lho :P
ReplyDeleteMba Iin komentarnya sama sama yang waktu itu...ah
Deletebelakangan puisi semua ya uyo
ReplyDeletePuisi itu bak ringkasan cerita yang panjang bagi saya Mas...
Delete